Sabtu, 26 April 2014

Minggu, 20 April 2014

Emang Pada Gila - Masih Dunia Lain Ya Ampun


Ini adalah video kelima yang Emang Pada Gila bikin. Karena kesel sering liat acara Masih Dunia Lain yang makin lama makin aneh acaranya, makanya kita bikin video parodinya. Sambil begadang kita bikin video ini.


Jangan lupa komentarin video ini di Youtube ya! http://www.youtube.com/watch?v=Cu8ITTzOHNU

Sabtu, 19 April 2014

Gebetan

Gebetan itu adalah seseorang yang lagi kita deketin. Entah niatnya buat dipacarin atau nggak. Gebetan berasal dari istilah keren tahun 70an "GBT", singkatan dari Gerakan Bawah Tanah. Makanya yang lagi di-GBT-in disebut GBT-an (gebetan).

Gue jomblo, dan masih normal. Makanya gue juga punya gebetan. Bukan buat gue pacarin, tapi buat gue jadiin tempat mencurahkan rasa suka *ceilah, dan untuk mengenal gebetan lebih dekat, buat referensi nikah kelak, hehe. Walau kadang ada beberapa dari mereka yang nggak terima karena nggak gue tembak-tembak juga, nganggep gue PHP, ninggalin gue, lalu pacaran sama yang lain...

...

Setelah beberapa kali mencari dan menelaah gebetan, gue jadi tau beberapa tipikal gebetan yang ada di dunia. Gue bagi berdasarkan respon yang mereka kasih.

1. Gebetan Sulit
Dari namanya aja udah sulit, jelas aja buat deketin doi itu butuh perjuangan banget. Biasanya sih orangnya jual mahal atau emang nggak suka sama kita. Tapi, nggak ada kata nggak mungkin buat bisa meluluhkan hatinya. Kunci buat bisa deketin gebetan tipe ini adalah "Sabar".

2. Gebetan Medium
Gebetan tipe ini sebenernya jauh lebih membingungkan. Jadi doi itu kayak mau tapi nggak mau, kayak nggak mau padahal mau, bingung kan? Gue juga. Intinya, doi itu kadang keliatan ngasih respon kadang nggak. Kunci buat bisa deketin gebetan tipe ini adalah "Gue juga nggak tau".

3. Gebetan for amateur
Tipe gebetan ini biasanya emang yang suka sama kita. Jadi nggak perlu usaha lebih. Kalau doi udah ngebet banget malah biasanya jujur bilang suka duluan. Nggak perlu kunci buat bisa deketin gebetan tipe ini, tapi lo butuh gembok, jual mahal dikit, hehe.

So, itulah tipe-tipe gebetan yang gue tau. Gebetan kalian ada di tipe mana nih? Sulit? Sama...

Jumat, 18 April 2014

17 April 2014


Kamis, 17 April 2014. Hari yang istimewa buat gue. Yups, emang hari ulang tahun gue, hehe. Di tanggal dan bulan yang sama, dulu, 17 April 2009, sepupu gue lahir, namanya Uki. Dan tahun berikutnya, 17 April 2010, kakek gue meninggal dunia.

Makanya di setiap ulang tahun gue berikut-berikutnya, pasti keluarga besar ngadain dzikiran, bukan karena ulang tahun gue atau Uki, tapi karena meninggalnya almarhum kakek gue. Minimal keluarga besar gue bisa kumpul ketika tanggal itu, hehe.

Dan 17 April 2014 lalu...





















































TERIMA KASIH SEMUANYA, SEMUA DO'ANYA GUE "AMIN"-IN. Juga yang ngucapin lewat SMS, Whatsapp, dan ngucapin langsung, TERIMA KASIH! :)

#hari yang indah, alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan hidup di tahun 2014 ini...

Minggu, 13 April 2014

Asal Jangan Rawon

"Ndre, rumah bude lo dimana? Ini kok kita muter-muter gini?" Jajang mulai cemas.
"Tenang, bentar lagi nyampe kok," Andre mengambil handphone, "Hallo, bude? Rumah bude dimana ya?"
"Anjas... lo juga nggak tau?.."

Jajang dan Andre ternyata sedang pergi ke Djogjakarta, tepatnya ke rumah budenya Andre. Seperti biasa, liburan ngampus seusai UAS kali ini mereka pergi berlibur bersama.

"Eh Jang, kita kayaknya nginep di wisma aja deh, gue nggak hafal jalan."
"Ya udah deh, mau dimana? Mending di Malioboro aja yuk?"
"Itu yang ada di pikiran gue juga, Jang! Capcus!"
"Tapi lo tau nggak jalan ke Malioboro?"
"Nggak, Jang."
"Selaw Ndre, ada google maps!"

Penyelamat di perjalanan.

Akhirnya mereka pergi ke Malioboro dan menginap di wisma yang ada disana. Hari pertama mereka habiskan dengan berkeliling di Malioboro, pusat belanjanya Djogjakarta.

"Jang, lo mau beli oleh-oleh apa?"
"Baru hari pertama Ndre, ntar aja beli oleh-olehnya, selaw."
"Iya sih, tapi gue takut lupa, Jang."
"Mending sekarang kita wisata kuliner aja, yuk?"
"Boleh juga tuh ide lo! Capcus!"

Lalu mereka pergi ke sebuah angkringan di sekitaran Malioboro.

"Makanan yang nggak boleh dilewatin kalau di Djogja ya sayur rawon, iya nggak Ndre?"
"Iya bener, gue pengen banget makan sayur rawon nih."
"Makan opo mas?" mbak angkringan bertanya.
"RAWON mbak!" Jajang dan Andre dengan tegas menjawab.

Setelah selesai makan, mereka kembali ke wisma untuk beristirahat.

"Anjas, sayur rawonnya enak banget ya Jang? Gue pengen makan lagi besok ah."
"Iya bener Ndre, gue ketagihan nih kayaknya."

Keesokan harinya mereka kembali membeli sayur rawon, lusa, dan hari berikutnya pun sama, sayur rawon. Hingga sekitar seminggu mereka disana.

"Ndre, kayaknya gue udah bosen deh makan sayur rawon."
"Gue juga Jang. Pengen makan ketoprak aja dah gue."
"Kalau gue sih pengen makan yang lain asal jangan rawon aja."
"Iya bener, kita makan yang lain aja yuk?"
"Ya udah, berangkat kita."

Mereka pergi ke angkirangan.

"Makan opo mas?" mbak angkringan seperti biasa menerapkan standar marketing-nya, bertanya.
"Apa aja mbak, asal jangan rawon aja deh!" jawab Jajang.
"Saya juga mbak!" sahut Andre.

Tak lama akhirnya makanan mereka datang, dan yang mereka dapatkan adalah sayur rawon lagi.

"Ndre, kok kita dikasih rawon lagi sih? Tadi kan udah bilang jangan rawon?" Jajang berbisik.
"Iya nih, gue aja bingung Jang. Tapi nggak enak juga kalau kita nggak makan, gimana?"
"Ya udah makan aja deh."

Lalu mereka menghabiskan makanannya, namun ini adalah puncak dari kebosenan mereka. Mereka tak ingin lagi berlama-lama di Djogjakarta karena sudah muak dengan sayur rawon. Akhirnya mereka pulang. Mereka ke rumah Andre dulu, karena mobil yang mereka pakai memang punya orang tua Andre.

"Assalamu'alaikum, mah!" ucap Andre selagi Jajang sedang mengeluarkan pakaian kotor mereka dari mobil.
"Wah, anak mamah udah pulang, kata bude kalian nggak ke rumah bude?" mamahnya Andre membukakan pintu.
"Iya mah, Andre nggak tau jalan, hehe."
"Terus kalian tinggal dimana?"
"Di wisma di daerah Malioboro."
"Tapi bukannya liburnya itu satu bulan ya?"
"Iya mah, kita bosen aja disana, masa tiap kita beli makan dikasihnya rawon lagi rawon lagi."
"Bener tante, kita bosen banget. Padahal kita udah bilang sama si mbak yang jualnya, 'Apa aja asal jangan rawon,' tapi tetep aja dikasih rawon lagi, ngeselin banget." Jajang ikut membenarkan argumen Andre.
"Hahahahahaha," mamahnya Andre tertawa
"Kok ketawa, Mah?" Andre kebingungan, dan Jajang hanya cengo.
"Kalian ini gimana sih, jangan itu kalau di bahasa jawa artinya sayur, jadi kalian itu minta ke si mbaknya makan apa aja asal sayur rawon, hahahaha."
"Yang bener, Mah?" Andre terkejut.
"Lah? Ndre, lo kan orang jawa masa nggak ngerti? Aduh apes dah gue," ucap Jajang.
"Walau gue orang jawa tapi gue nggak ngerti bahasa jawa, Jang. Lo juga kenapa nggak ngerti? Ah..."
"Kan gue orang sunda, Ndre..."
"Eh, ngomong-ngomong oleh-olehnya mana?" sambar mamahnya Andre.
"...", Andre dan Jajang lupa membeli oleh-oleh...


Sabtu, 12 April 2014

Minggu, 06 April 2014

Emang Pada Gila - Makan Sushi


Ini adalah video keempat yang Emang Pada Gila bikin. Awalnya gara-gara sepupu gue tiba-tiba ngasih sushi, iya makanan Jepang. Dan jujur, gue nggak suka sama sushi, entahlah. Mungkin banyak orang yang suka sama makanan kayak begituan, tapi gue lebih suka makanan-makanan khas Indonesia kayak gorengan dan lain sebagainya.

Video ini dibikin cuman semalem. Gue siapin sushi lalu ngontak temen-temen gue. Ceritanya tentang kami, orang-orang yang mulutnya khusus makanan Indonesia yang sok-sok-an makan sushi, dan muntah-muntah. This is it!


Jangan lupa komentarin video ini di Youtube ya! http://www.youtube.com/watch?v=iivjPuI7EEU

nb. buat mempertegas apa yang temen gue (Yogi) lakukan ketika ngeliat sushi, liat aksi Spongebob Squarepants yang satu ini deh:

Sabtu, 05 April 2014

Merenungi Dompet, dan Berpikir

Sebelum gue nulis postingan ini, gue liat isi dompet gue. Gue hanya bisa berpikir, "Duit ini sebenernya hak siapa?" Maksudnya bukan berarti itu bukan hak gue, tapi ya emang nggak semuanya hak gue juga sih. Kan ada 2,5% hak kaum duafa. Gue pake duit paling buat makan, minum, dan keperluan lainnya. Bisa aja gue abisin semua duit gue yang nggak terlalu banyak itu buat kesenangan gue semata, tapi nggak ada manfaatnya banget.

Dompet sakaratul maut.

Gue buka kartu aja ya, duit cowo itu biasanya dipake buat nraktir cewe. Entah nraktir nonton, makan, atau sebatas beli bensin kendaraan buat transportasi. Apalagi mereka yang pacaran, nggak sedikit cowo yang bela-belain minjem duit cuman buat bikin cewenya seneng. Masalah ini yang pengen gue bahas.

Guepun sebenernya sama aja. Selalu ada hasrat buat nraktir cewe, entah dengan tujuan apa. Ini bener-bener aneh. Tapi biasanya "cowo nraktir cewe" itu disebabkan si cowo yang suka dan pengen bisa punya waktu bareng cewe yang dia suka. Dan permasalahan terbesar dari hal ini adalah kuantitasnya.

Sering dalam hal yang merugikan itu bisa berakibat fatal. Mungkin kalau sekali dua kali sih masih bisa di-handle, tapi kalau setiap hari? Gue yakin pasti bangkrut. Ditambah, hasilnya sama sekali nggak penting. Si cewe yang ditraktir emang siapa sih? Pacar? Gebetan? Kalau isteri sih emang udah jadi tanggung jawab, lah ini...

Tapi, nggak ada yang ngelarang buat nraktir-nraktir gitu kok, kalau misalkan wajar (nggak sering) dan niatnya buat sedekah sih bagus-bagus aja menurut gue. Tapi, kalau sedekahnya ditujukan ke objek yang lebih membutuhkan kayaknya jauh lebih mulia deh.

So, intinya, renungi isi dompet dan berpikir, "Gunakan sebijak-bijaknya, jangan buat hura-hura." Apalagi kalau duitnya dari orang tua, betapa kasiannya mereka kalau tau duitnya dipake buat hura-hura doang. Postingan ini sebenernya ditujukan buat gue sendiri biar mikir, hadeuh... Duit oh duit.