Selasa, 05 Mei 2020

Semua Orang Perlu Belajar Bahasa Pemrograman

Apa yang membuat manusia bisa mendominasi dunia? Dunia yang ditinggali berbagai macam makhluk ini dapat dikuasai oleh manusia lho. Tidak lain dan tidak bukan karena manusia dikaruniai akal untuk berpikir. Tidak seperti makhluk lain, manusia dapat membuat keputusan dengan sangat apik.

The human factor: harnessing creativity and innovation | INTHEBLACK

Dengan dibekali akal untuk berpikir, sudah seharusnya sebagai manusia kita harus mengembangkan akal agar dapat beroperasi dengan maksimal. Bukan hanya sekedar menghitung 1 + 1 = 2 atau membaca tulisan "Ini Ibu Budi" tapi jauh lebih dari itu manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Bahasa pemrograman kerap kali hanya dinilai sebagai alat seorang profesional industri teknologi untuk mencari pekerjaan. Dan gue sebagai salah satu praktisi di industri teknologi, walau belum terlalu berjam terbang tinggi, bisa setuju dengan pendapat itu. Orang awam bahkan yang bersinggungan secara tidak langsung dengan industri teknologi kadang menganggap bahasa pemrograman sebagai hal yang terlalu teknis dan bukan hal yang mudah. Padahal untuk dapat membaca "Ini Ibu Budi" pun butuh proses bersekolah bukan? Dan menurut gue, selama kita bisa menggunakan akal kita secara sehat, bahasa pemrograman apapun itu akan mudah dipelajari.

Dengan paham bahasa pemrograman, minimal satu bahasa pun cukup, kita dapat lebih jeli dalam membuat suatu keputusan yang logis. Karena tujuan dari bahasa pemrograman yang gue percayai adalah untuk menyelesaikan permasalahan alias problem solving. Memang dasarnya adalah algoritma matematika. Tapi jika di zaman modern ini kita memiliki tools berupa bahasa pemrograman yang dapat mengolah algoritma yang kita buat, seharusnya itu dijadikan jalan pintas untuk bisa memaksimalkan potensi berpikir logis kita.

Hal sederhana seperti berpikir matematis, tidak selamanya 1 + 1 = 2, bisa jadi 1 + 1 = 17, atau mungkin 69? Karena matematika pada dasarnya adalah sebuah kesepakatan yang dibuat bersama. Jika setiap manusia di dunia ini setuju bahwa 1 + 1 = 69, maka itu akan menjadi suatu kebenaran alias true.

Dengan terbiasa menggunakan bahasa pemrograman, mendapat banyak permasalahan, membuat suatu kondisi untuk menyelesaikan masalah, menjalankan atau menghindari kondisi untuk mendapat solusi terbaik. Jika akal diibaratkan pedang, maka bahasa pemrograman adalah salah satu alat asah terbaik.

Bahkan dengan bahasa pemrograman, gue pribadi jadi terlatih mengalami kegagalan. Ibarat membuat baris kode jika tidak ada kegagalan, berarti ada yang "gak beres". Harus ada gagal dan perbaikan baru gue bisa tenang. Dan terbiasa gagal adalah hal yang sangat berguna. Bahkan salah satu pembalap F1 favorit gue, Niki Lauda setuju dengan itu.

TOP 25 QUOTES BY NIKI LAUDA | A-Z Quotes
Dari kegagalan kita bisa dapat mengambil kesimpulan

Karenanya, gue sangat merekomendasikan temen-temen, apapun profesi kalian, apapun gender kalian, untuk mempelajari bahasa pemrograman. Apapun bahasanya terserah sesuka kalian. Karena itu akan sangat membantu pola pikir kita sehingga dapat mengambil keputusan lebih logis. Dan jika kalian berminat, maka selamat berjuang! Gue janjikan keseruan yang luar biasa, terutama jika berada dalam kondisi stuck lalu bisa solve.

2 komentar:

  1. Meski udah ga musim, bisanya cuma Turbo Pascal sama Visual Basic, mungkin sedikit HTML. Tapi bedanya di kehidupan nyata, ga ada fitur notifikasi jelas di mana salahnya kita, kita sendiri yg harus nyari letak masalahnya di mana, dan ini yg masih sulit saya lakukan, untuk menyadari bahkan mengakui kesalahan itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya setiap bahasa pemrograman punya framework. Kalau di kehidupan nyata mungkin kita bisa gunakan framework berupa agama untuk mencari tahu kebenaran. 👌🏻

      Hapus