Sabtu, 15 Februari 2014

Kendala Jomblo #4

Gue sebagai jomblo kadang merasa nggak enak. Bukan karena gue nggak punya pacar, itu sih biasa aja, lagian yang punya pacar juga banyak yang stress. Gue sangat menyesalkan oknum-oknum yang suka menghina jomblo (gue sebut oknum karena nggak semua orang menghina jomblo). Apa motivasi mereka coba? Aneh, hih.

Aneh (?)

Beberapa hal yang sering mereka lontarkan untuk menghina jomblo:

Lo jomblo? Nggak laku lo!

Ini asli bodoh banget. Pertama, emang jomblo dijual? Nggak kan? Jomblo bukan barang yang dijual, apalagi dijual di bazar. Gue jomblo, gue nggak dijual, dan karena alasan itulah gue nggak nggak laku, logis kan? Lagian, kalau gue beneran dijual, nggak ada satupun yang mampu beli gue, kemahalan coy.

Om, truk aja gandengan, masa om nggak?

Ini hal bodoh lainnya. Manusia disamakan dengan kendaraan, truk lagi. Jujur aja, kalau mau disamakan dengan kendaraan, gue nggak mau jadi truk. Truk itu kotor, kumuh, penuh kuman, dan hal tidak higienis lainnya. Gue lebih milih jadi Lamborghini Gallardo. Keren, mahal, disukai semua orang, dan yang paling penting, nggak gandengan.

Si mbaknya kayaknya jomblo.

Lo jomblo? Pasti hidup lo ngenes ya?

Ini adalah pendapat subjektif yang sangat bodoh menurut gue. Kenapa? Gue jomblo, dan hidup gue biasa aja, nggak ngenes kok. Tapi, dengan mendengar hal semacam ini keluar dari mulut seseorang, gue yakin si orang yang ngomong ini ketika jomblo pasti ngenes banget. Buktinya dia berpendapat teguh kalau yang jomblo pasti ngenes, otaknya pasti rusak pas dia jomblo. Sungguh mengenaskan.

So, sebagai jomblo, gue rasa hinaan semacam di atas itu cuman cobaan. Cobaan untuk apa? Untuk bertahan menjadi jomblo. Inget, hal baik pasti banyak rintangannya, salah satunya ketika beristiqamah menjadi jomblo dan banyak yang menghina. Saran gue, nggak usah marah kalau ada orang yang menghina jomblo, cukup screenshot hinaan mereka dan kasih ke mereka pas mereka jomblo.

6 komentar: