Realisasi Perasaan

Perasaan itu banyak jenisnya dan punya levelnya tersendiri. Biasanya yang paling populer itu suka, sayang dan cinta. Soalnya 3 perasaan itu yang sering dipake dalam kehidupan berasmara.

Dimulai dari rasa suka. Suka itu adalah perasaan dengan level paling rendah, kenapa? Soalnya rasa suka itu mudah banget datang dan pergi. Sekilas kita liat orang yang kita anggep cakep pasti kita langsung suka. Toh pada dasarnya suka itu cuman sebatas rasa kagum. Pokoknya suka is easy.

Yang kedua itu rasa sayang. Rasa yang lebih tinggi levelnya daripada rasa suka. Sayang ini biasanya timbul gak dengan instan, butuh proses dan proses butuh waktu. Biasanya pengidap rasa sayang ini gak mau kalau objek yang disayanginya itu sedih, sakit, menderita dan hal negatif lainnya.

Yang paling mantep itu rasa cinta. Rasa yang tertinggi levelnya dibanding yang lain, kenapa nggak coba? Cinta itu rasa yang membutakan segalanya. Ketika seseorang mengidap cinta maka otaknya seakan-akan ter-brainwash kayak teroris-teroris yang berani ngorbanin nyawanya. Jadi rasa cinta itu perasaan yang gak mau objek yang dicintainya sedih, sakit, menderita dan hal negatif lainnya walaupun dirinya sendiri yang mendapat konsekuensi, si pengidap selalu berkorban demi objek yang dicintainya.

Hal yang gue pelajari dari perasaan-perasaan ini adalah bagaimana cara merealisasikannya. Yang banyak dilakukan orang-orang sekarang ini tuh biasanya ketika mereka suka, mereka langsung bilang, "Gue suka sama lo" dan biasanya mereka langsung ngajak jadian, "Lo mau gak jadi pacar gue?". Lalu setelah itu mereka mulai merasa sayang dan bilang, "Gue sayang banget sama lo" atau bahkan mereka fikir mereka cinta dan bilang, "Gue cinta sama lo".

Apakah cara merealisasikan perasaan yang bener itu gitu caranya?

Ini disebut "Lebay"

Gue fikir sih nggak. Menurut gue kalau misalkan lo suka ya suka aja. Kalau misalkan lo sayang yauda. Kalau misalkan lo cinta ya oke. Toh yang jadi inti dari perasaan itu kan "bukti" bukan "janji". Ngomong itu gampang, gampang banget malah. Tapi bukti, pembuktian kalau lo suka, sayang atau bahkan cinta, itu baru susah.

Lo liat orang tua lo, mereka sayang sama lo, mereka cinta sama lo. Apa mereka selalu bilang, "Gue sayang banget sama lo" atau "Gue cinta sama lo"? Nggak kan? Mereka nggak macarin lo kan? Mereka membuktikannya langsung.

Tapi ngungkapin perasaan itupun sebenernya gak salah-salah amat, asal tulus dan jangan terlalu berlebihan apalagi langsung minta pacaran. Misal lo suka sama seseorang ya bilang aja suka. Kalau sayang ya bilang sayang. Kalau cinta ya bilang cinta, tapi buat cinta itu kayaknya susah banget buat bisa ada, yang gue tau cinta yang tulus itu cuman cinta Tuhan kepada hambanya dan cinta orang tua kepada anaknya, selebihnya bisa jadi tulus atau nggak. Soalnya sedikit banyak ngungkapin perasaan itu bisa bikin lo lega, kayak boker kalau lo tahan-tahan pasti gak enak banget. Tapi inget, jangan sampe lo bilang suka, lo bilang sayang bahkan cinta, tapi pembuktiannya gak ada! Itu namanya pembohong.

So, silahkan realisasikan perasaan kalian dengan benar, jangan sampe perasaan yang kalian gembar-gemborkan itu ternyata palsu.